Tanpa kategori

[Fanfiction] The Little Pince (Chapter 1)

The Little Prince

Fanfiction By :

The Little Prince

14a7150f7ca6618e8ae81fbe52db3c0e

Cast :

Daniel Hyunoo // Lim Yoona // Choi Siwon // Kim Heechul // Tiffany Hwang // Im Siwan // Kim Taeyeon // And Other Cast.

Summary

“Karena aku menyangi Mommy, jadi aku tak ingin melihat air jatuh dari mata mu”
(Daniel)

A/N : Tulisan yang DIMIRINGKAN adalah sebagian dari Flashback.

**

**

**

Happy Reading~

****

***

Pagi datang seperti biasa, sinar terangnya menerobos sisi-sisi jendela, wangi paginya selalu membuat ku merasa damai, sangat indah dan menenangkan.

Aktifitas pagi ku dimulai dengan membuka seluruh tirai yang semalaman telah menutupi jendela rumah ku, mulai meracik masakan untuk disantap sebagai sarapan, lalu membersihkan diri ku, dan yang terakhir, membangunkan pangeran kecil ku.

Aku tersenyum diambang pintu kamarnya, tubuh kecilnya terlihat indah terlentang diatas ranjang yang cukup besar, dengan masih menutup matanya, ia terlihat seperti malaikat tampan bercahaya, Oh, dia segalanya dalam hidup ku, tolong jaga dia Tuhan, pangeran kecil yang membuat ku selalu bertahan setiap hari.

Dengan stelan rapi khas pekerja kantor biasa, aku berjalan pelan mendekat
kearahnya dengan senyum yang tak pernah meninggalkan wajah ku, aku duduk diatas ranjang disampingnya, mengusap bahu kecilnya, kemudian kembali tersenyum.

“Daniel.. ini sudah pagi, kau harus lekas bangun.”

Dia terlihat menggeliat, lalu kembali diam. Aku tersenyum memperhatikan nya, lalu menggeleng pelan.

“Hey Sayang, apa kau lupa sekarang hari apa.”

Aku kembali berucap seraya mengusap-ngusap rambutnya lembut.

“Apa? Akan ada apa dihari ini mom.”

Oh lihatlah bagaimana pria kecil ku selalu membuat ku tersenyum, dia berucap seraya masih dengan mata yang tertutup. Sungguh sangat menggemaskan.

“Ini hari pertama mu bersekolah.”

Dan ajaib. Ucapan ku kali ini akhirnya membuat dia membuka matanya.

“Aku sungguh tak sabar Mom.” Jawabnya dengan masih berbaring diatas ranjang,

oh mungkin semua orang sudah bosan mendengarnya, tapi sungguh aku kembali tersenyum karena tingkah lucunya.

“lalu kenapa kau masih enggan bangun emm?”

“Gendong aku Mom..”

Oh Sayang ku!

Aku lantas berdiri dan meraih tubuh mungilnya, ia melingkarkan kedua tangan kecilnya dileher ku, dan menyandarkan kepalanya dibahu ku, dia masih mengantuk ternyata, tapi apa boleh buat, dia sekarang bukan bersekolah di TK lagi, hari
ini dia akan resmi menjadi pelajar sekolah dasar, dan aku bahagia.

“Mommy akan membuat mu sangat tampan hari ini.” Ucap ku ketika membawanya masuk kedalam kamar mandi, dan mendudukan nya diatas bak mandi.

“Apa aku akan menjadi setampan ayah?”

Dan aku terdiam seketika itu juga, dia menatap ku dengan tatapan polosnya
menunggu jawaban baik ku.

“Ya, tentu, kau akan lebih tampan dari ayah mu”

Jawab ku akhirnya, mencoba sebisa mungkin membiasakan hati ku. dan dia kemudian tersenyum.

Oh Tuhan, akhirnya ini terjadi lagi, akhirnya aku memang tidak bisa, bahkan tidak boleh menjauhkan pikiran nya dari semua tentang Ayah nya, seberapapun aku tak ingin, dia punya hak untuk bertanya. Tapi entah kenapa, rasanya aku benar-benar tak ingin lagi anak ku, satu-satunya, bertanya hal apapun tentang ayahnya. Aku merasa itu tidak adil, aku merasa Daniel ku hanya perlu bersama ku selamanya tanpa butuh cerita apapun tentang ayahnya.

***

“Appaaaaaaaaaaaaa—-“

Aku menghentikan langkah kaki ku seketika itu juga, saat Daniel memekik riang lalu melepaskan genggaman tangan ku dan langsung melarikan diri dari tempatnya, awalnya aku bingung, tapi tidak saat setelah melihat kakak lelaki ku berdiri didepan gerbang sekolah baru Daniel, aku tersenyum konyol, dasar mengagetkan saja.

Tapi aku senang sungguh, melihatnya berada disini membuat ku sangat bahagia, lihatlah betapa dekatnya dia dengan anak ku, Daniel ku bahkan hampir melompat kedalam gendongannya, pria kecil itu mencium kakak ku bertubi-tubi, ia selalu menjadi sangat antusias saat bertemu kakak ku, seseorang yang memberikan kasih Sayang seorang Ayah untuk Daniel, anak ku.

Flashback.

Januari 2012

“Yoong—“

“Oh Oppa!”

Aku mengukir senyum indah ku ketika melihat kakak lelaki ku berdiri tak jauh dari ku, dia tersenyum cerah pada ku sekarang.

“Kau datang? Aku sangat merindukan mu.”

Ucap ku sembari meletakan sebuah buku yang sedari tadi ku baca keatas meja, lalu berdiri dan berjalan mendekat kearahnya.

“Ya, ku rasa aku telah sangat merindukan calon keponakan ku. dan itu berarti aku harus mampir.”

Jawab nya seraya merentangkan kedua tangan nya untuk merengkuh tubuh ku yang
sekarang mulai menjadi bengkak.

“Sekarang bagaimana perkembangannya.”

Tanyanya setelah melepaskan tubuh ku, ia beralih pada sofa yang berada tak jauh
dari tempat kami berdiri, lalu mendudukan tubuhnya disana.

“Sangat baik, bahkan Dokter ku sudah memprediksi bahwa bayi ku akan lahir kurang lebih sekitar dua minggu lagi.”

Jawab ku sembari ikut mendudukan tubuh ku keatas sofa lainnya.

“Benarkah? Kau tak bercanda bukan?”

Lihatlah betapa ia sangat bersemangat sekarang, selalu seperti itu saat mendengar kabar baik dari aku juga bayi dalam kandungan ku.

“Aku serius.” Yang kemudian membuatnya semakin kegirangan.

“Oh Tuhan Yoona, aku harus membeli apa lagi sekarang? Box bayi sudah ada, pakaian sudah lengkap, emm apa kau butuh asi formula juga? Apa bayi mu nanti butuh itu? Ya Tuhan, aku tak sabar untuk segera menggendongnya.”

Aku tersenyum cerah.

“Aku juga tak sabar Oppa, melihat mu menggendong bayi ku membuat ku sungguh tak sabar.”

Flashback End.

Dan lihatlah, sampai detik ini pun dia selalu tak sabar untuk menggendong Daniel ku, ia memperlakukan Daniel layaknya seorang anak yang begitu disayangi Ayahnya, aku selalu bersyukur untuk itu, ditengah kepahitan hidup ku, ada keluarga yang selalu membuat ku merasa tenang dan aman.

“Ku pikir Oppa tak akan datang.”

Ucap ku saat setelah aku berdiri dihadapannya. Dia kemudian mengalihkan perhatiannya pada ku.

“Kau bercanda? Jagoan ku akan menjadi murid SD mulai hari ini, setidaknya aku harus menunggunya sampai istirahat nanti.”

Aku tersenyum lagi.

“Kau tidak bekerja? Ini senin.” Tanya ku kemudian.

“Tenanglah, jangan terlalu khawatir, kakak mu memenangkan hati anak gadis boss nya, dia tak mungkin dipecat.”

Aku juga kakak ku mengalihkan perhatian kami pada sumber suara yang tiba-tiba ikut masuk ditengah-tengah percakapan kami.

“Oemonim!” Daniel berseru riang, dan kami semua kemudian tertawa setelahnya.

“Yakk! Berhenti memanggil ku seperti itu anak tampan.”

Ya, dia Taeyeon, kekasih kakak ku, dia imut dan menyenangkan, dewasa juga menggemaskan, dan aku juga Daniel sangat menyukainya.

“Unnie, kau sehat.”

Kami berpelukan, dia mengusap punggung ku dengan tangan hangatnya.

“Aku baik, dan sangat sehat.”

Dia tersenyum sesaat setelah melepaskan pelukan kami.

“Kau sendiri? Apakah kau tak akan bekerja?”

Aku tersenyum menanggapi pertanyaan kakak lelaki ku.

“Sunny memberi ku izin sampai pukul sembilan nanti.”

Dan setelahnya kami pun memutuskan untuk segera masuk kedalam gedung sekolah, jika kami terlalu lama mengobrol, Daniel bisa terlambat dihari pertamanya bersekolah.

Kakak ku yang mengurus semuanya, mengantarnya masuk kedalam kelas, memilihkan kursi untuknya, dan menyemangatinya, aku hanya cukup berdiri manis memperhatikan
nya bersama calon kakak ipar ku Taeyeon.

“Appa, apakah guru ku baik?”

“Jika dia galak, Appa akan memarahinya!”

“Benarkah? Kalau begitu Daniel akan melaporkan segera pada Appa”

Aku tersenyum mendengar bagaimana begitu nyaman nya Daniel ku bercerita dengan Paman nya. Tapi, sehangat apapun hal itu masuk kedalam hati ku, aku tetap tidak bisa membohongi ruang lain dalam hati ku, Ada sisi yang tersakiti disana, selalu.

Kenapa Tuhan, dia anak baik, tapi Kau juga menyiksanya? Aku tersakiti lagi dan lagi saat menyadari jika Heechul Kakak ku, bukanlah Ayahnya, aku tersakiti setiap kali dia memanggil Heechul dengan kata Appa, seolah-olah dia sama menyedihkan nya dengan ku. tapi apapun itu, aku juga akan berterima kasih pada Mu, telah memberikan orang-orang terbaik untuk ku, untuk selalu berada disisi ku.

“Yoong, sebaiknya kau segera pergi, ini sudah pukul delapan.”

Aku mengalihkan perhatian ku pada Taeyeon.

“Tapi Daniel bahkan belum memulai kelasnya.”

“Ku rasa gurunya sedikit telat.”

Kakak ku disini sekarang, menyela ucapan kami, aku menengok pada Daniel kemudian, dan tersenyum setelahnya, dia mengobrol bersama teman perempuan barunya sekarang.

“Ya, ku rasa juga begitu.”

Jawab ku akhirnya, setelah sebelumnya melirik pada jam kecil yang melingkar ditangan kiri ku.

“Tapi Oppa, jika aku pergi sekarang apa Daniel—-“

“Aku akan menjaganya untuk mu.”
Taeyeon menahan ucapan ku, lalu dia tersenyum setelahnya.

“Heechul Oppa juga akan berangkat sebentar lagi, jadi hanya hari ini, biarkan aku berdua saja dengan Daniel, kau juga tak perlu menjemputnya. Hari ini aku yang akan mengantarkan nya ke butik, jangan khawatir ku mohon, hanya ini yang bisa ku lakukan untuk mu.”

Sungguh, bukankah dia benar-benar sangat luar biasa? Salah satu yang membuat ku begitu menganguminya, karena dia selalu terlihat sempurna, dia sangat menyayangi ku juga Daniel, dia juga mengalah untuk ku, seperti halnya Heechul, dia melakukan apapun seperti layaknya aku adalah adiknya.

Flashback.

“Adik ku hamil.”

Itu adalah hari dimana, aku, Ayah ku, Kakak ku, dan juga Taeyeon berkumpul, hari diamana aku mulai menyadari, jika Taeyeon, benar-benar wanita yang tulus.

“Oppa—“

“Dan kami tak bisa mempercayakan Yoona pada lelaki itu lagi.” Sambung Appa yang
saat itu memang tengah sakit-sakitan.
Taeyeon yang memang tahu apa yang telah terjadi semenjak awal pun terlihat terkejut, ia mengalihkan perhatian nya pada ku yang saat itu tengah tertunduk menahan tangis disampingnya.

“Lelaki itu tidak tahu jika Yoona tengah mengandung anaknya, Yoona juga baru tahu jika dia hamil saat mereka telah resmi bercerai dua hari kemudian. Saat lelaki itu sudah mencari pengganti Yoona.”

Dan seketika itu juga, saat Heechul kakak ku baru saja menyelesaikan katanya, Taeyeon, ia menangis, mengahambur memeluk ku, dan terisak bersama ku dalam satu pelukan, ia mengusap lembut punggung ku disaat ia juga tengah menangis hebat. Sama seperti yang lainnya ia terlihat sangat terluka, ia begitu sangat terluka hari itu.

“Mian—Mianhae Yoong—Mianhae, Unnie—Unnie—Mian.”
Tak kuasa mengatakan apapun, ia kemudian kembali terisak bersama ku.

“Aku ingin menggantikan sosok Ayah yang hilang untuk calon bayi adik ku, dia membutuhkan ku Tae, jadi silahkan jika kau tak ingin menunggu untuk itu, kau bisa meninggalkan ku.”

Teyeon melepaskan pelukan nya perlahan, matanya bengkak, ia lalu menggeleng pada Heechul.

“Bisakah aku bersama kalian? Melihat kau menggendong bayi kecil Yoona, melihat kalian bahagia, melihat Appa tersenyum, tidak bisakah aku melihat semua itu lebih lama, Aku ingin bersama mu.”

Dan yang terlihat saat itu adalah, Ayah ku tersenyum. Potret terindah setelah apa yang terjadi sebelumnya, ia tersenyum, setelah banyak merasakan rasa sakit, meskipun air mata mengiringi nya, aku dapat kembali menyimpan potret senyumnya dalam ingatan ku.

Flasback End

Jadi sekarang, katakan pada ku, bagian mana yang tidak baik dari Taeyeon, ia bahkan rela membagi Heechul dengan ku, ia rela mengalah untuk ku, ia rela terus mengundur pernikahan mereka sampai detik ini, hanya untuk aku dan Daniel. Tapi aku bersyukur, karena tepat satu minggu setelah hari ini, mereka benar-benar akan bersatu, dan Taeyeon, benar-benar akan menjadi kakak ku, aku bahagia untuk itu. Dia menangis saat aku juga menangis, dia tersakiti saat aku juga tersakiti, berapa banyak sahabat didunia ini yang seperti dia? Yang ikut bersedih saat yang lainnya terluka.

“Baiklah, aku akan membiarkan Daniel berkencan dengan mu hari ini.”
Dan akhirnya aku melihat senyum mereka berdua. Rasanya sungguh sangat damai Tuhan.

“Kalau begitu aku akan pamit dulu pada Daniel.”

Taeyeon lalu mengangguk dengan masih tersenyum, dan aku lantas segera berjalan mendekat pada Daniel ku, yang masih asik mengobrol dengan teman sebangkunya.

“Mommy!!!!”

Aku tersenyum saat melihat betapa riangnya dia sekarang, ia berdiri dan berjalan dua langkah meninggalkan bangkunya, lalu memeluk ku, aku tersenyum untuk itu, lalu kemudian merendahkan tubuh ku untuk menyamai tinggi badannya.

“Mom, lihatlah itu Cristina, dia teman baru ku.”

Ucap nya antusias, seraya menunjuk-nunjuk pada seorang gadis kecil yang sedari tadi mengobrol dengannya. Aku kemudian tersenyum lagi, lalu mengangguk.

“Baiklah, Sayang, Mommy harus bekerja sekarang, bisakah Daniel baik dikelas baru ini?”

Dia kemudian tersenyum lebar memperhatikan deretan gigi putihnya, lalu mengangguk segera.

“Pergilah Mom, aku akan menjadi sangat baik disini untuk mu, Mommy jangan lupa harus makan yang banyak saat bekerja, Mommy tak boleh sakit.”

Oh lihatlah, air mata ku bahkan telah mendesak untuk keluar, anak ku sangat pintar. Aku memeluknya erat kemudian.

“Mommy akan mengingatnya.”

Ia lalu mengangguk saat aku melepaskan pelukan ku.

“Pergilah sekarang Mom, nanti Sunny Halmeoni mengamuk.”

“Dia baik sayang.”

Jawab ku seraya mengusap rambutnya.

“Kalau begitu Mommy pergi.”

Di akhiri dengan kecupan singkat didahinya, dan aku benar-benar pergi meninggalkan nya bersama Taeyeon juga Heechul kakak ku.

Aku berada didalam bus sekarang, dengan jendela terbuka, angin menerpa wajah ku.

Tak terasa tujuh tahun berlalu, kebahagian sedikit-sedikit mulai tampak didepan mata ku, Daniel ku mulai tumbuh dengan banyak celotehan dan pertanyaan, dia mulai tahu tentang banyak hal, tentang aku ibunya, tentang Heechul, juga Taeyeon, semua telah berubah, masa-masa kelam ku mulai terkikis perlahan-lahan.

Namun perlahan-lahan juga, luka itu akan kembali terbuka, saat Daniel ku mulai menjadi tinggi dan besar, dengan berat hati aku akan kembali membuka luka itu, luka yang selama tujuh tahun lamanya ku rasa membuat ku sengsara, luka terbesar yang diciptakan oleh seseorang yang menyandang gelar sebagai Ayah kandung dari anak ku.

Choi Siwon.

Akhirnya aku menemukan kembali nama mu yang tertimbun jauh dalam hati ku. saat untuk pertama kalinya, akhirnya Daniel ku bertanya, bertanya tentang keberadaan mu saat umurnya enam setengah tahun.

“Mom, Apa aku punya Ayah sungguhan?”

Kau tahu Siwon? Hati ku menjadi sangat sakit saat itu, lebih sakit dari pada saat kau mengatakan ingin berpisah dengan ku, lebih sakit dari pada saat aku bercerai dengan mu, lebih sakit dari pada semua penyakit yang kau berikan untuk ku.

“Heechul, dia adalah Ayah mu.”

Aku mencoba menjawab setenang dan sebiasa mungkin, tapi tetap saja, aku tak bisa mengelak, dia sudah tumbuh menjadi sangat cerdas, jadi apa aku rela mencuci otaknya demi mempertahankan keegoisan ku yang tak ingin lagi membahas tentang diri mu. Tidak Siwon, aku tidak seperti itu, aku begitu menyayangi Daniel ku, aku tak akan membiarkan dia tumbuh dengan pikiran buruk tentang Ayah nya.

“Aku tahu Mom, dia kakak mu, dia Paman ku.”

Aku yang saat itu tengah memasak kemudian menghentikan aktifitas ku, lalu beralih pada Daniel ku yang tengah duduk manis didepan meja makan, dia memainkan apel sekarang. Aku duduk disampingnya.

“Anak Mommy benar-benar sangat pintar sekarang, kau menjadi sepintar Ayah mu.”

Ucap ku seraya mengelus tangan kecilnya, dan ajaib, dia yang sedari tadi menunduk tak mau menatap ku, kini menjadi sangat berantusias menatap ku, ia bahkan tersenyum riang.

“Jadi aku punya Ayah sungguhan?”

Aku mengangguk saat dia kembali berceloteh. Dia menyimpa apelnya, naik keatas kursi yang ia duduki lalu duduk diatas meja dihadapan ku.

Kau tahu Siwon? Saat itu aku benar-benar melihat kedalam matanya, melihat betapa anak ku membutuhkan diri mu, membutuhkan Ayahnya.

“Katakan, katakan Mom, katakan sesuatu tentang dia.”

Kakinya menggantung diatas meja dia menggerak-gerakan tubuhnya penuh antusias. Aku lalu mendorong kursi yang aku duduki untuk lebih dekat dengannya, lalu menyimpan kedua telapak kakinya diatas pangkuan ku, mengusapnya lembut, lalu menggenggam tangan kanannya.

“Apa yang ingin kau dengar pertama-tama?” Tanya ku akhirnya.

Ku rasa enam setengah tahun cukup untuk aku berdamai dengan hati ini, berdamai dengan semua kemungkinan buruk yang disebabkan masa lalu ku, berdamai dengan ke egoisan ku, yang mungkin mampu menghancurkan nama seorang Ayah dalam hidup anak ku.

“Emm.. apa ayah itu seperti Heechul Appa?”

Aku tersenyum lagi dan lagi, mencoba sebaik mungkin baik-baik saja dihadapannya sangat teramat sulit. Aku akhirnya menggeleng pelan.

“Annio, ada yang berbeda, Ayah mu tidak seperti Heechul Appa mu.”

“Lalu? Seperti apa dia? Kenapa mereka berbeda.”
Aku menunduk sesaat.

Daniel, Sayang ku.. waktu itu ingin sekali Mommy mengatakan jika ayah mu begitu jahat, ia mengusir Mommy dari hidupnya, ia sudah banyak menyakiti mommy nak.. dia— dia— ah tidak, lagi pula bukankah dia Ayah mu, Dibandingkan dengan diri mu yang selama ini tak dapat melihatnya, setidaknya dia harus terlihat baik dalam cerita mu, dalam ingatan mu.

Aku kembali menegagkan diri ku, kembali menatap padanya.

“Bolehkah Mommy bertanya, sebelum Mommy menjawab semua pertanyaan mu?”

Kau tahu nak? Saat itu Mommy berusaha keras untuk menghilangkan getaran dalam ucapan mommy, sekuat mungkin, Mommy ingin terlihat seperti itu dimata mu, seorang ibu yang sangat kuat dan menyayangi mu, ibu yang tak pernah membenci ayah mu.

“Tentu, seperti Mommy, aku akan menjawab semua pertanyaan.”
Aku tersenyum kemudian, lalu dengan suara yang sangat lembut aku mulai berucap.

“Tentang Heechul Appa, dari mana kau tahu?”
Sungguh aku ingin sekali mengerti saat itu, kenapa Daniel ku begitu cerdas diusianya yang baru menginjak usia enam setengah tahun.

“Emm, aku tahu dari mario.”

“Mario?”

Dia mengangguk pelan saat itu.

“Teman sekelas ku, sebenarnya bukan hanya dari dia, tapi dia yang membuat Daniel mengerti.”

Aku mengerutkan dahi ku bingung. Dan tahukah? Jawaban Daniel ku begitu sangat mengejutkan, pemahaman yang akan sulit sekali diterima oleh anak seusia dirinya, tapi jelas dia mengatakannya.

“Saat ada surat-surat dari sekolah, entah itu rapot atau apapun, hanya ada nama Mommy disana sebagai orang tua ku, ibu ku, tapi yang lainnya termasuk mario, selalu ada nama ayah dan ibu mereka disana, namanya selalu berdampingan, dan aku berpikir kenapa guru ku tak menulis nama Heechul Appa sebagai ayah ku disebelah nama Mommy, dan aku bertanya pada mario, dan dia malah kembali bertanya, siapa itu Heechul? Apa Mommy dan Heechul Appa tinggal dirumah yang sama? Semua Ayah dan Ibu tinggal satu rumah, orang tua Mario juga, dan aku jawab jika Heechul Appa itu kakak Mommy, dan akhirnya dia menjelaskan kalau ibu nya juga punya seorang kakak lelaki, dan dia memanggilnya Ahjussi, dan aku mulai berpikir, berarti Heechul bukan ayah sungguhan ku, dia paman ku.”

Dan sungguh! Percaya atau tidak, dia benar-benar sangat luar biasa sekarang, dia bahkan mengerti hal yang menurut ku akan rumit dalam otak kecil nya. Tapi sungguh, sangat! Aku sangat teramat bangga padanya, sekaligus terluka.

Mengingat jika anak ku harus puas dengan hanya mendengar sebuah cerita tentang ayah nya membuat ku sangat terluka.

“Mom?”

Dan saat itu, entah kenapa air mata yang bisa ku kendalikan sebelumnya, meluncur begitu saja membashi pipi ku. Daniel menyentuh tangan ku, melepaskan tatapan penuh kekhawatiran pada ku.

“Mianhae Mom,”

Dan aku menggeleng cepat, dia lalu menghapus air mata ku denga jemarinya yang masih kecil. Bodohnya aku, saat itu aku hanya harus mengatakan apapun yang Daniel ku tanyakan, bukan menangis.

“Annio, jangan meminta maaf, Daniel tak salah, Mommy hanya terharu.”

“Terharu?”

Aku menganggu kecil.

“Terharu, karena Mommy telah berhasil mendidik mu hingga tumbuh menjadi Daniel yang sangat cerdas.”

Dia akhirnya tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

“Baiklah sekarang giliran Mommy—“

Aku terdiam seketika itu juga, tubuh ku kaku, darah ku terasa beku.
Daniel ku, dia menyela kata ku dengan langsung menghambur masuk kedalam pelukan ku, mengusap punggung ku lalu kembali tersenyum lebar.

“Aku lapar Mom.”

Sungguh nak, Mommy ingin sekali meledakan tangisan Mommy saat itu, Tuhan! Aku tak mampu mengatakan apapun saat itu.

“Daniel—“

Dia menyembunyikan wajahnya dipundak ku, berpura-pura menutup matanya.

“Jika Mommy tidak memberikan Daniel makan sekarang, Daniel akan pingsan Mom.”

Ucap nya dengan masih memejamkan matanya dipundak ku.

“Sayang—“

Dia lalu mendongak kembali menatap ku, kini kedua tangannya meraih pipi ku lalu mengecup bibir ku singkat.

“Mom, aku menyayangi mu, begitu mencintai mu, sangat menyukai mu, Heechul Appa bilang, Daniel tak boleh membuat orang yang Daniel sayangi menangis, dan Mommy menangis sekarang. Mom Daniel tak ingin tahu apapun tentang Ayah sungguhan Daniel jika Mommy menangis, senyuman Mommy sangat cantik, Daniel tak mau itu hilang dari wajah Mommy. Jadi Daniel tak ingin tahu apapun sekarang Mom.”

Daniel,, lihatlah Sayang, bahkan didalam bus, Mommy tak tahu malu, Mommy kembali menangis penuh haru hanya karena memikirkan hari itu, hari dimana Mommy sadar betapa jahatnya Mommy, betapa egois dan tak berperasaan nya Mommy, maaf Sayang. Maafkan Ibu mu ini.

***

***

TBC~

**

**

“Ku mohon kembalikan Daniel.”

“Lalu bisakah kau memberikan Yoona kepada ku lagi?”

**

“Dia bukan anak ku Yoona!”

“Jangan bercanda Siwon! apapun alasan nya dia adalah anak mu, darah daging mu.”

**

“Aku mencintai mu, kembalilah pada ku Yoona, bersama Daniel.”

“Kau akan kembali menyakiti seseorang Siwon.”

“Dia menyakiti ku Yoona.”

**

“Maaf, karena aku menjadi mimpi buruk dalam hidup mu Yoona, tapi sungguh aku tak ingin semua ini terjadi, aku menyesal.”

“Begitulah Siwon, penyesalan selalu datang terlambat, dan kemudian menyadarkan kita, bahwa kita telah melakukan kesalahan, jadi belajarlah dari penyesalan mu sendiri.”

**

“Tidak bisakah kalian kembali bersama Mom? aku ingin melihat kalian bersama, lalu bahagia.”

“Daniel”

“Tidak bisakah aku menyayangi kalian berdua? bukan salah satunya.”

****

Taraaaaaaaaa…
FF baru? Mine aja belum selesai, udah main ff baru, kenapa seh ni admin satu!
Yups karena itulah, karena Akyu belum paham apa yang aku tulis di Mine itu sesuai dengan tulisan Mine ku yang hilang dulu, jadi aku tuangin inspirasi aku ke ff yang satu ini dulu. Jangan salah faham, aku masih mentingin Mine kok sebagai ff senior yang belum aku rampungin, tapi sumpah aku juga lagi berusaha keras buat jadiin nex chap Mine. Jadi semoga suka yang ini dulu yahhhh, ini ff sebenarnya udah lama nyangsang(?) di draft tadinya aku gx pede buat post, tapi setelah berunding dengan kelompok aku yang hanya terdiri dari dua orang didalamnya yang mana hanya aku dan dia 😀 akhirnya aku post setelah cukup banyak perombakan, oke deh nanti curhatnya lebih panjang dari ff nya, jadi sampai jumpaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Prince And Princess.

16 thoughts on “[Fanfiction] The Little Pince (Chapter 1)”

  1. ko di pipi ada air mengalir(?) yaa:v Baca sambil dengerin lagu yang sesuai sama judul ceritanyaa itu rasanya dobel nyes di hati💔
    kurang puas kaka kurang panjang ceritanyaa:( request dong di chapter selanjut nya harus lebih panjang dari ini yakk post nya juga sehari setelah ini kalau bisa mahh wk:v

    Like

  2. Apa yang terjadi dengan pernikahan Yoonwon???
    Kasihan Daniel…😢😢..,bahkan Siwon tidak pernah tahu jika Yoona mengandung Daniel.
    Kenapa Siwon menceraikan Yoona??dan sudah mendapatkan penggantinya….😰😰??apa itu berarti Siwon sudah menikah lagi??
    Sungguh beruntung Yoona memiliki kakak seperti Heechul dan Taeyeon sebagai kakak iparnya…😊😊.
    Ditunggu kelanjutannya…😊😉

    Like

  3. Apa yang terjadi dengan pernikahan Yoonwon???
    Kasihan Daniel…😢😢..,bahkan Siwon tidak pernah tahu jika Yoona mengandung Daniel.
    Kenapa Siwon menceraikan Yoona??dan sudah mendapatkan penggantinya….😰😰??apa itu berarti Siwon sudah menikah lagi??
    Sungguh beruntung Yoona memiliki kakak seperti Heechul dan Taeyeon sebagai kakak iparnya…😊😊.
    Ditunggu kelanjutannya…😊😉

    Like

  4. Ceritanya bikin nangis lagi . .. knp baru part 1 udh dibikin mewek aja… seru banget deh ceritanya… daniel keren bgt utk anak seusia gtu udh bisa memahami ibunya… ditunggu lanjutannya ya min…

    Like

  5. . akhirnya comeback juga saeng… 😂 sumpah q ikut nangis baca ff y saking lebay y gue, tp jujur sedih dgn kehidupan yoong yg membesarkan putranya seorang dri… 😢 knf wonppa bgtu tegs na yoong app yg membuatnya mnceraikan yoong n dpt pengganti yoong. D tggu next chapternya

    Like

  6. Terharu, anak sekecil Daniel bisa mengerti ibunya. Ibu yang susah untuk menjelaskan tentang ayahnya, ibu yang berdiri sendiri untuk selalu membahagiakan dia &ibu yang memendam sakit atas masa lalu buruk bersama ayahnya. Bneran mau nangis, hiikksss

    “Taraaaaaaaaa…
    FF baru? Mine aja belum selesai, udah main ff baru, kenapa seh ni admin satu!.” Ciyee, Daawaa nyadar diri. Hihihii
    Ditunggu lanjutannya, SEMANGAT 💪💪

    Like

Leave a reply to R a n n y Cancel reply